Namun, dibalik semua kemewahan itu, beliau begitu mencintai kesederhanaan. Inilah yang membuat sang suami Amirul Mukminin Umar bin Abdil Aziz, sang khalifah besar dari Bani Ummayah merasa beruntung karena memiliki istri yang mampu mendidik hatinya dan mengalahkan nafsunya dalam mencintai dunia.
Setelah menikah, Fatimah memiliki harta yang begitu berlimpah pemberian dari ayahnya. Hartanya adalah yang paling berharga yang pernah dimiliki oleh seorang perempuan di atas permukaan bumi ini, yang berupa perhiasan dan intan permata.
Setelah Umar meninggal, Dinasti Ummayah pun dipimpin oleh saudara Fatimah bernama Yazid bin Abdul Malik. Suatu hari, Yazid menemui Fatimah untuk mengembalikan harta-harta yang disimpan di Baitul Mal. Yazid berkata kepada Fatimah “Umar telah dholim kepada hartamu, sekarang aku kembalikan kepadamu. Ambillah!” Diluar dugaan, Fatimah menolak semua tawaran saudaranya tersebut. Beliau berkata, “Demi Allah, aku tidak akan mengambilnya kembali. Karena aku patuh kepada suami untuk selamanya. Bukan ketika dia masih hidup aku patuh, lalu setelah meninggal berkhianat”Yazid merasa sangat kagum dengan sikap saudara perempuannya itu. Dia lalu mengambil kembali harta-harta Fatimah dan membagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.Sikap Fatimah yang seperti inilah, yang berhasil membawanya sebagai salah satu contoh mulia dari seorang wanita salehah yang taat kepada suami dan yang selalu mendahulukan kepentingan umat.
Ternyata wanita tidak perlu memerlukan gemerlapnya perhiasan untuk terlihat indah. Dengan Iman, rasa malu serta ketundukan kepada Robbnya serta ketaatan kepada suaminya, justru dia akan menjadi perhiasan itu sendiri. Dan pastinya menjadi yang terindah dari yang pernah ada. Dibalik kekuatan para suami, dukungan istri merekalah yang banyak menguatkan. Sebaliknya, dibalik kerepotan para suami, tuntutan istri merekalah yang banyak merongrong dan kemudian menghancurkan. Jika saja, saat ini banyak wanita yang mencontoh sikap mulia dari Fatimah bin Abdul malik, maka akan banyak tenanglah batin suami dalam kehidupan mereka. Lalu adakah dari kita salah satunya yang mampu melakukan hal tersebut?
www.voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar