Selasa, 11 Desember 2012

MUSLIMAH INGGRIS LEPAS JILBAB UNTUK BISA KERJA




 

BIDADARI BUMIDi Inggris, kemungkinan seorang wanita Muslim menjadi pengangguran lebih dari 2 kali lebih tinggi kerimbang wanita kulit putih. Akhirnya, agar memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan, mereka pun mengubah nama atau bahkan menanggalkan jilbabnya.


Dilansir Guardian (7/12/2012), berdasarkan hasil temuan seluruh partai di parlemen, angka pengangguran wanita etnis minoritas tidak juga turun dalam kurun waktu 3 dekade terakhir. Prasangka dan diskriminasi menjadi salah satu alasan yang menghalangi wanita Pakistan, Bangladesh dan wanita kulit hitam dari mendapatkan pekerjaan.

Tingkat pengangguran di kalangan wanita Pakistan dan Bangladesh sebesar 20,5%, bandingkan dengan wanita kulit putih yang hanya 6,8%. Sedangkan di kalangan wanita kulit hitam angka pengangguran mencapai 17,7%.
Laporan anggota parlemen itu menemukan, sebagian bos dari para pekerja Muslimah menyuruh mereka berhenti bekerja setelah melahirkan.

Anggota parlemen Inggris meminta agar pemerintah mengakhiri pendekatan “warna kulit” yang kerap dipakai oleh pemilik usaha dalam mencari pegawai.

Hasil temuan wakil rakyat itu menemukan sejumlah hal mengejutkan. Diantaranya adalah seperti yang berikut ini.

Sebagian pemilik usaha bersikap lebih buruk, ketika mereka mengetahui bahwa wanita pemilik nama khas Eropa ternyata berkulit hitam. Sebagian wanita Muslim menanggalkan hijab mereka agar memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Wanita kulit hitam dan Asia kerap dibuat kesal saat wawancara kerja dengan pertanyaan menyangkut rencana menikah dan memiliki anak. Wanita Pakistan dan Bangladesh yang membawa anak mereka ke penitipan anak gratis selama jam kerja lebih sedikit dibanding wanita berkulit putih.

Akibat banyaknya kendala yang dialami wanita Muslim dan non-kulit putih dibandingkan wanita berkulit putih dalam mencari pekerjaan, akhirnya wanita etnis minoritas cenderung menarik diri dari lowongan pekerjaan yang ada.

Anggota parlemen dari Partai Buruh David Lammy mengatakan, “Sangat mengejutkan bahwa di abad 21 ini di Inggris ada wanita-wanita yang merasa harus menanggalkan jilbab atau mengubah namanya hanya untuk bisa bersaing dengan kandidat lain dalam mencari pekerjaan.”

Rasisme, seksisme dan berbagai diskriminasi lainnya dalam lapangan kerja menurut Lammy harus dihilangkan, sebab wanita yang yang memiliki pekerjaan dapat membantu keluarga mereka untuk keluar dari lubang kemiskinan.*
HIDAYATULLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar