Sabtu, 22 Desember 2012

KHILAFAH LINDUNGI WANITA DARI KEMISKINAN DAN PERBUDAKAN


      Jakarta, 9 Shafar 1434/22 Desember 2012 (BIDADARI BUMI) – Sistem Khilafah tidak akan menempatkan wanita dalam penderitaan dan kemiskinan dari paham kapitalisme yang sudah ada.


      “Khilafah merupakan sistem Islam untuk menghapuskan sistem kapitalisme yang ada saat ini,” kata Jubir Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Iffah Ainur Rochmah, Sabtu (22/12).

       Kapitalisme merupakan sistem yang diusung oleh negara –negara barat. Salah satu dampak dari kapitalisme ini adalah pengeksploitasian terhadap wanita dalam berbagai bidang kehidupan.

      Sistem yang pertama kali dianut oleh negara barat ini, menurut Iffah, telah menjual kebohongan kepada dunia dengan menjanjikan stabilitas ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan finansial bagi perempuan.

       Realitanya, model sistem yang dibangun di atas kerakusan dan kredit ini telah mengantarkan manusia pada ekonomi yang rapuh (volatile), dan menyebabkan bencana krisis finansial secara global.

     Akibatnya, jutaan orang mengalami masalah dalam hal finansial.
Iffah juga menegaskan situasi yang menyedihkan ini tidak boleh terus terjadi pada perempuan di dunia muslim.

     Oleh karena itu, perlu diterapkan sistem yang menempatkan penghapusan kemiskinan melalui distribusi kekayaan yang adil, menyatukan kesejahteraan, melindungi wanita dari kemiskinan dan perbudakan melalui sistem khilafah.

    “Sistem Khilafah dalam Islam mengimplementasikan sistem ekonomi Islam yang menolak riba, melarang privatisasi dan menjaga kekayaan, menginvestasikannya dalam ekonomi riil dari pabrik-pabrik, industri, teknologi, dan pertanian,” demikian katanya.

     Selanjutnya, menurut Iffah, Khilafah adalah sistem yang mewajibkan laki- laki untuk memenuhi kebutuhan kaum perempuan dan bila seorang perempuan tidak mempunyai keluarga laki-laki untuk memenuhi kebutuhan finansialnya, maka negara harus bertanggung jawab memenuhinya.

     Wacana ini juga menjadi tema utama dalam acara Konferensi Perempuan Internasional yang dilaksanakan di Jakarta dan mendatangkan pembicara-pembicara muslimah Hizbut Tahrir dari berbagai kawasan di Asia, Eropa, dan Afrika.

    Kegiatan ini menghadirkan lebih dari 1500 perempuan dari berbagai organisasi wanita di berbagai wilayah.  (MINA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar