Kamis, 29 November 2012
TURKI CABUT LARANGAN JILBAB
Ankara (BIDADARI BUMI) - Turki mencabut pelarangan jilbab bagi siswa sekolah perempuan. Kebijaksanaan ini sekaligus menjawab kritik dari kelompok sekuler, yang menuduh pemerintah sedang melaksanakan agenda Islami.
Pendidikan merupakan medan laga utama antara kaum religius yang menjadi pendukung Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dengan kelompok sekuler yang menuduh Erdogan sedang menjalankan nilai-nilai Islam secara diam-diam.
Kelompok-kelompok sekuler ketakutan ketika Erdogan memberikan pernyataan terbuka dengan menyebutkan bahwa munculnya kaum muda religius dan Partai AK (Justice dan Development Party) memperkenalkan sistem pendidikan dengan memperkuat peran sekolah-sekolah agama.
Di bawah peraturan terbaru yang dikeluarkan pemerintah, Selasa, 27 November 2012, disebutkan bahwa siswa di sekolah-sekolah reguler diperkenankan memakai jilbab. Peraturan ini berlaku efektif pada tahun ajaran 2013-2014.
Erdogan katakan, reformasi juga menyangkut menyudahi pelarangan siswa mengenakan jilbab dalam seragam sekolah karena hal tersebut merupakan kebutuhan publik.
"Mari izinkan setiap orang mengenakan pakaian terhadap anak-anaknya seperti yang mereka harapkan," katanya dalam sebuah acara jumpa pers di Madrid, Selasa. "Di sini ada langkah yang menghasilkan sebuah kebutuhan."
Persaingan antara kelompok agama dan elite sekuler merupakan salah satu masalah besar dalam kehidupan publik. Partai AK, yang dipimpin Erdogan, berakar pada kekuatan Islam yang berhasil menjinakkan militer selaku pengawal sekularisme sejak negeri ini menjadi republik modern pada 1923.
Bulan lalu, para petinggi militer menghadiri sebuah resepsi di Istana Presiden, bersanding dengan istri presiden dan perdana menteri yang mengenakan jilbab. Kejadian ini sebelumnya tak pernah terpikirkan.
Kebijaksanaan Erdogan mendapatkan kritik dari koran sekuler Cumhuriyet. Dalam laporannya, koran ini menyebut pembatalan pelarangan jilbab bagi siswa sekolah merupakan langkah menuju Islamisasi pendidikan. "Semuanya akan berakhir dengan cadar," tulis harian ini dalam headline.
AL ARABIYA | CHOIRUL
www.tempo.co
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar