oleh Muhammad Husain
Gaza, 11 Muharram 1434/25 November 2012 (MINA) –Waktu
menunjukkan pukul 08:00 pagi waktu Gaza ketika letusan senjata otomatis
militer Zionis Yahudi membombardir masjid Umm An-Nasr di Bait Hanun,
utara Jalur Gaza.
Bangunan tua dan suci itu tidak bersalah, begitu juga 73 pria
didalamnya yang berusaha mempertahankan diri mereka dengan tembakan
tembakan balasan seadanya. Baku tembak antara kedua kubu itu berjalan
alot. Kubu Zionist penjajah memberikan ultimatum berupa dua macam
pilihan. Menyerahkan diri atau mati. Namun para mujahidin ini juga
memiliki pilihan mereka sendiri. Hidup mulia atau mati syahid.
Kisah nyata ini kami dapatkan secara ekslusif dari seorang
legenda hidup berkebangsaan Palestina ketika Koresponden Mi’Raj News
Agency (MINA) berkunjung ke tempat kediamannya. Seorang wanita yang
mengalir ditubuhnya darah suci dan pemberani warisan kakek moyang
mereka. Darah para Nabi dan Rasul. Wanita itu bernama "Jamilah Abdullah
Al Shanti".
Saat itu, 12 syawal 1427 yang bertepatan dengan tanggal 3
November 2006 seluruh masjid di utara Jalur Gaza dengan serentak bergema
menyuarakan panggilan kepada masyarakat sekitar agar keluar rumah
mereka untuk berkumpul dan mengadakan demonstrasi.
Seluruh masyarakat utara Jalur Gaza dikonsentrasikan ke Bait
Hanun kota perbatasan Jalur Gaza utara dengan tanah terjajah. Ketika
diimbau agar seluruh masyarakat berdemonstrasi maka tak terkecuali kaum
wanita pun ikut hadir.
Dalam waktu yang tidak lama, lebih dari 2000 wanita telah
berkumpul dalam satu barisan dibawah sang koordinator mereka yang tidak
lain adalah Jamilah Shanti.
Di sana, para mujahidin masih berjibaku melawan serangan Zionis
Israel di tengah letusan letusan senjata para Zionist yang semakin
keras. Terkepung oleh ratusan tentara Zionist lengkap dengan berbagai
senjata berat dan tank-tank mereka, 73 perindu syahid ini terus
bertahan.
Hidup mulia atau mati syahid
Sejatinya bukanlah tembok bangunan masjid tua itu yang menjadi
perisai utama mereka dalam menghalau serangan-serangan mematikan
Zionists Israel kearah mereka. Melainkan prinsip "Hidup mulia atau mati
syahid" yang mengakar di dalam jiwa mereka.
Prinsip itu pula lah yang telah menggerakkan 2000 lebih
mujahidah yang berdomisili di tiga kota perbatasan di utara Jalur Gaza
(Jabaliya, Bait Lahiya dan Bait Hanun) untuk bergerak memecah kepungan
terhadap suami suami mereka.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Bani Israel adalah kaum yang
dilebihkan oleh Allah berupa kecerdasan mereka dan disinilah kita akan
melihat bahwa Allah juga telah mengaruniakan kecerdasan serupa kepada
para mujahidin dan mujahidah Palestina.
Pasukan terdepan dalam menjaga tanah waqaf kaum muslimin.
Pergerakan para mujahidah ini bukan tanpa strategi. Semua telah
dikomando agar setiap mujahidah membawa "bawang bombay" sebagai
pelindung mereka dan puluhan jilbab, kerudung serta cadar tambahan yang
akan digunakan dalam strategi mereka selanjutnya.
Singkat cerita, 2000 lebih mujahidah ini sudah di sekitar masjid
Umm An Nasr yang terletak di kota Bait Hanun ini. Ummu Abdullah (nama
lain Jamilah Shanti) dengan semangat menyala meneruskan ceritanya "Saat
itu kami semua bergerak dan membuat formasi lingkaran mengepung ratusan
tentara Zionist Israel yang mengepung para mujahdin".
Jadi bisa kita gambarkan suasananya, 73 mujahidin dalam masjid
dikepung oleh ratusan tentara Zionist Israel, dan tentara dikepung oleh
2000 lebih mujahidah.
Seketika itu konsentrasi para tentara Zionis Israel terpecah,
antara menghalau tembakan balasan dari para mujahidin dan menghalau
kepungan para mujahidah.
Pertempuran sengit yang dinamakan "pertempuran ahli surga" ini
pun tak mungkin terhindarkan. Para mujahidah mulai merangsek masuk
berusaha menembus lingaran tentara Zionis Israel dengan segala upaya
mereka.
Kewalahan, tentara Zionis Israel pun tanpa malu menembakkan
peluru karet mereka bahkan beberapa peluru tajam pun melesat dan
mengenai beberapa mujahidah. Tercatat dua mujahidah berhasil menjemput
syahidnya sementara ratusan lainnya luka-luka.
Dalam aksi pembebasan para mujahidin yang berlangsung lebih dari
36 jam ini, para tentara Zionist melepaskan ratusan gas air mata untuk
membubarkan para mujahidah tersebut.
Dengan kecerdasannya, Jamilah Shanti selaku komandan para
mujahidah yang telah menyelesaikan S-1 Bahasa Inggris di Universitas
Ain Shams Mesir, sebelumnya sudah memperkirakan situasi seperti ini.
Bawang Bombay vs Gas Air Mata
"Bawang bombay" yang dibawa para mujahidah ini adalah sebagai
penawar gas air mata yang ditembakkan para tentara pengecut Zionist
Israel. Strategi cerdas ini pun berhasil, senjata makan tuan.
Inilah kalimat yang pas dengan kondisi saat itu. Kepulan asap
yang dihasilkan oleh gas air mata malah menutupi pergerakan para
mujahidah yang berhasil menembus barisan para tentara untuk kemudian
masuk kedalam masjid Umm An Nasr.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Kecerdasan para
mujahidah ini belum berhenti disini. Puluhan pakaian muslimah yang
mereka bawa dari rumah, mereka bagikan ke seluruh mujahidin yang berada
di dalam masjid tersebut untuk mereka kenakan.
Setelah seluruh mujahidin ini mengenakan pakaian tersebut mereka
segera keluar dari masjid. Tak pelak para tentara Zionist Israel tidak
sadar akan kecerdasan para mujahidah tangguh ini.
Dengan polos para tentara Zionist membiarkan rombongan wanita
bercadar itu keluar dari masjid dibawah kepulan asap yang masih tebal.
Bahkan, dengan wajah sumringahnya para tentara Zionist ini pun
melepaskan kepergian para mujahidah yang mulai meninggalkan lokasi
pertempuran itu. Mereka mengira para mujahidah itu telah menyerah dan
meninggalkan pertempuran karena merasa kalah.
Sampai saat suasana kembali tenang, kepulan asap mulai turun.
Akhirnya para tentara Zionist sadar bahwa mereka telah berhasil
mengepung bangunan tua yang kosong melompong itu.
Jamilah Shanti sejak saat itu menjadi tokoh target pembunuhan
Israel dan rumahnya pernah dibom rudal F-16 Israel. Tetapi ia selamat.
Pada penutup kisahnya, mujahidah kelahiran 1957 yang saat ini
mejabat sebagai Menteri Peranan Wanita itu pun dengan tenang mengatakan,
"Alhamdulillah, ke 73 mujahidin itu telah menemui syahid mereka dalam
berbagai pertempuran yang terjadi hingga saat ini”.(R-009/R-006/R-005).
Mi'raj News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar