Jumat, 06 Januari 2012

IBTUHAJ MUHAMMAD, SATU-SATUNYA ATLET ANGGAR AS YANG BERJILBAB

Bincang-Bincang: Ibtihaj Muhammad, Satu-Satunya Atlet Anggar AS yang Berjilbab

Ibtihaj Muhammad adalah seorang muslimah yang menekuni olahraga anggar. Ia sudah termasuk atlet anggar kelas dunia, dan berharap bisa ikut dalam pesta olahraga dunia Olimpiade 2012 yang akan diselenggarakan di London, Inggris.

Jika Ibtihaj masuk kualifikasi, ia akan menjadi muslimah pertama AS yang mewakili negeri Paman Sam itu dalam Olimpiade untuk cabang olahraga anggar, dan akan menjadi muslimah berjilbab pertama yang ikut Olimpiade.
Saat ini, Ibtihaj sedang menjalani latihan rutin selama 40 jam per minggu. Di tengah kesibukannya berlatih, ia mengungkapkan harapannya yang besar untuk berpartisipasi dalam Olimpiade London 2012. Berikut petikan wawancara Ibtihaj dengan  NPR.

NPR: Banyak orang yang belum kenal betul dengan olahraga anggar. Kalau tidak salah Anda menggunakan pedang jenis "saber". Bisakah Anda menceritakan sedikit tentang olahraga ini dan alat yang Anda gunakan?
Ibtihaj : Baik. Banyak orang yang mengenal anggar dari film-film seperti "The Parent Trap", atau "Zorro". Dan saya kira, olahraga anggar ini juga sama seperti di film-film itu. Kami menggunakan alat (sebagai senjata), dan saya menyebut olahraga ini sebagai permainan catur tapi dengan fisik. Permainan ini membutuhkan taktik, dan Anda harus bertubuh atletis, ini olahraga yang sangat menarik.

NPR: Saya juga ingin memberitahukan bahwa Anda menduduki peringkat kedua diantara atlet perempuan anggar AS untuk katagori senjata saber.
Ibtihaj: Yup.

NPR: Sebuah prestasi yang tinggi. Bagaimana awal mula Anda tertarik dengan anggar?
Ibtihaj: Saya sedang lewat di depan sekolah saya dulu--waktu itu saya kira-kira berumur 12 tahun--dengan ibu saya. Dari jalan, ibu memperhatikan sekelompok siswa sedang bermain anggar, dan dia menyarankan saya untuk mencoba permainan itu saat saya masuk sekolah itu. Tapi apa yang membuat kami senang dengan anggar, karena busananya, dengan tangan panjang dan celana panjang.
Sebagai seorang muslimah, saya tahu bahwa saya bukan hanya akan menemukan sebuah olahraga yang mengakomodasi keyakinan agama saya, tapi juga olahraga dimana seluruh tubuh saya tertutup dan tidak perlu mengganti seragamnya.

NPR: Apakah Anda berencana untuk menekuni olahraga lain sebelum memilih anggar?
Ibtihaj: Ya. Saya mempertimbangkannya, lalu saya mencoba olahraga lari. Saya juga mencoba softball dan tenis.

NPR: Tapi waktu itu Anda masih berusia 12 tahun, dan belum diwajibkan mengenakan busana muslimah tertutup (dengan jilbab) bukan?
Ibtihaj: Tidak, tidak, tidak. Tapi waktu di sekolah menengah, saya ikut bola voli selama empat tahun. Saya juga main softball. Seperti Anda tahu, main bola voli--tim kami--mengenakan busana spandeks dan koos seperti tank-top. Itu seragam tim kami. Tapi saya mengenakan baju dalam berupa kaos lengan panjang, baru diluarnya mengenakan kaos tank-top yang menjadi seragam tim bola voli kami, dan saya mengenakan celana panjang yang agak ketat.
Jadi, anggar sedikit berbeda, karena saya tidak perlu mengubah seragam anggar seluruhnya, dan itu membuat saya merasa menjadi bagian dari tim.

NPR: Anda pernah ikut dalam kamp pelatihan di Colorado Springs, dan itu bersamaan dengan bulan Ramadan dimana Anda harus berpuasa dari pagi hingga matahari terbenam. Bagaimana Anda menyesuaikan jadwal latihan yang ketat, sementara Anda juga harus berpuasa, tidak boleh minum. Bagaimana Anda melakukannya?
Ibtihaj: Jujur, saya kira itu adalah Ramadan terberat yang pernah saya alami dari ibadah-ibadah puasa yang pernah saya alami. Bukan hanya menahan diri dari makan atau minum, tapi juga cuaca panas. Berusaha menjadi seorang atlet dan berlatih di tengah cuaca yang sangat panas, sungguh berat. Anda bisa dengan cepat mengalami dehidrasi, dan bisa mengalami cedera jika Anda dehidrasi. Jadi, kami melakukan latihan dua kali dalam sehari, dan saya menyampaikan hal itu dengan para pelatih di kamp pelatihan. Mereka sangat, sangat membantu saya.

NPR: Tapi, bukankah Olimpiade 2012 juga bersamaan dengan bulan Ramadan? Bagaimana Anda melakukan penyesuaian?
Ibtihaj: Ya, jujur saja, jika saya terpilih sebagai anggota tim, puasa yang menjadi pikiran saya, berpuasa sambil bertanding. Tapi saya sudah pernah mengalami itu, saya rasa, saya bisa melaluinya. Ini bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan.

NPR: Saya ingin tahu, bagi Anda, apakah menjadi masalah besar menjadi seorang Muslim di Amerika?
Ibtihaj: Menjadi seorang Muslim Amerika sama sekali tidak mudah, sangat sulit. Cara saya mempraktekkan ajaran Islam sudah menunjukkan betapa sulitnya menjadi Muslim sekaligus menjadi seorang Amerika. Orang ada yang bisa menerima saya, dan ada yang tidak. Saya juga berpikiran sama tentang ini. Saya tidak berpikir bahwa "Semua Muslim Amerika" mewakili seperti apa saya saat ini. Saya ingin mengatakan bahwa saya seorang muslim yang sangat konservatif, dan saya pikir banyak muslim yang, menurut saya, sangat liberal di luar sana.
Ketika kita bertemu dengan orang yang berpikiran sempit, mereka akan mudah mengkotak-kotakkan orang, termasuk terhadap muslim.

NPR: Anda berharap, jika Anda ikut berpartisipasi dalam Olimpiade--jika beruntun terpilih sebagai anggota tim--maka akan memberikan pandangan positif dalam hal bagaimana orang akan melihat Islam dan Muslim? Atau Anda lebih suka orang tidak melihat agama Anda atau identita agama Anda saat bertanding?
Ibtihaj: Kenyataannya saya berbeda. Maksudnya, saya seorang Afrika-Amerika dan saya mengenakan jilbab. Jadi, saya tahu bahwa penampilan saya sangat jauh berbeda dengan rekan satu tim saya, dan saya harap orang tidak mengabaikan fakta ini. Saya satu-satunya muslim dalam tim ini, dan saya tetap menjadi minoritas.
Saya ingin ini bisa menjadi dorongan atau inspirasi bagi kalangan minoritas, komunitas agama minoritas di negeri ini. Saya memang sudah punya banyak prestasi, tapi masih ada yang harus digali lagi. Jika pesan saya ini bisa ditangkap semua orang, saya berharap pesan ini sampai pada anak-anak, lebih dari apapun. Saya ingin mereka merasa nyaman dengan warna kulit mereka, dan agama yang mereka anut, bukan hanya di AS, tapi di mana saja. (ln/npr)
(EraMuslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar