BIDADARI BUMI - “Dua Anak Cukup” jagron ini mungkin sering kita dengar di Indonesia
saat ini, para ibu usia subur di Indonesia disungguhkan beberapa trik
atau cara guna menahan kehamilannya. Sayangnya, cara ini tidak
sebenarnya tidak bagus bagi kesehatan ibu. Umumnya pemerintah tidak
menerangkan epek samping yang akan terjadi jika wanita dalam usia subur
mengonsumsi pil penahan kehamilan atau injeksi atau suntikan KB yang
dimasukan ke dalam tubuhnya. Anda bisa membayangkan kuatnya obat ini,
konon obat ini mematikan ribuan sperma dan menghambat terjadinya
pembuahan.
Beberapa kasus mulai dirasakan oleh pasangan usia subur yang
mengunakan alat-alat kontrasepsi, umumnya mereka mengeluhkan siklus
haid yang mulai berubah, kurangnya nafsu seks, kepala pusing dan akibat
lainnya seperti timbulnya panyakit gatal-gatal di sela-sela kulit dan
kaki. Penyakit-penyakit seperti ini sering dikeluhkan para ibu usia
subur, sayangnya penjelasan para penyeluh KB umumnya menyatakan hal
tersebut telah biasa. Bila kita telaah lebih jauh jika hal ini
dibiarkan bisa menjadi penyakit yang menahun dan akan berakibat fatal
bagi kesehatan ibu.
Carl Djerassi salah satu dari tiga orang peneliti yang memformulasikan progestagen sintetis norethisterone, sehingga ditemukanlah pil KB untuk pertama kalinya bahkan menyesalkan akan temuannya tersebut. Menurut Catholic News Agency, ia menyatakan bahwa penyusutan penduduk di benua Eropa adalah skenario yang mengerikan dan bencana yang merupakan dampak penemuan pil KB.
Carl Djerassi salah satu dari tiga orang peneliti yang memformulasikan progestagen sintetis norethisterone, sehingga ditemukanlah pil KB untuk pertama kalinya bahkan menyesalkan akan temuannya tersebut. Menurut Catholic News Agency, ia menyatakan bahwa penyusutan penduduk di benua Eropa adalah skenario yang mengerikan dan bencana yang merupakan dampak penemuan pil KB.
Dalam komentar pribadinya di surat kabar Austria Der Standard ia
mengatakan bahwa penemuannya patut dipersalahkan sebagai salah satu
sebab ketidakseimbangan demografis di Eropa. “Sekarang ini tidak ada
pertalian sama sekali di antara seksualitas dan reproduksi.” Pada umat
Katolik Austria pemisahan ini sudah sempurna. Austria merupakan negara
dengan rata-rata 1,4 anak per keluarga. Berkurangnya tingkat kelahiran,
menurut Paul adalah suatu epidemi yang jauh lebih buruk tetapi kurang
disorot dibandingkan dengan kelebihan berat badan (obesitas). Menurut
beliau, orang muda Austria yang gagal bereproduksi berarti membunuh
bangsanya sendiri. Pertanyaannya apakah kita rakyat Indonesia ingin
membunuh bangsa kita sendiri.
Dalam The Guardian diberitakan, Uskup Agung Wina Kardinal Christoph
Schonborn menyatakan kepada TV Austria, bahwa Paus Paulus VI telah
meramalkan bahwasanya pil KB akan menyebabkan turunnya tingkat
kelahiran secara dramatis. Masih menurut beliau, bila tingkat populasi
ingin dipertahankan, setiap keluarga seharusnya memiliki 3 anak. Tetapi
mereka di Eropa berada jauh dari angka itu.
Salah satu sebab meningkatnya infertilitas pada pria di dunia Barat,
menurut data-data yang terkumpul, adalah kontaminasi lingkungan
disebabkan oleh pil KB, demikian Pedro Jose Maria Simon Castellvi,
Ketua International Federation of Catholic Medical Association (FIAMC).
Efek anti ekologi ini perlu dijelaskan lebih lanjut oleh pabrik
produsennya. Sedangkan efek abortifasien dan karsinogenik pil sudah
diketahui cukup luas.
Sebenarnya Islam sangat melarang ummatnya mengunakan obat-obatan
penahan kehamilan, dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu ‘anhu
dia berkata: Seorang lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya aku mendapatkan
seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan
yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah
aku (boleh) menikahinya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya
lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya
lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak
anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah
kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).” Bagi
seorang perempuan yang masih gadis. kesuburan ini diketahui dengan
melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya,
lihat kitab ‘Aunul Ma’buud, 6/33-34). (HR Abu Dawud (no. 2050),
an-Nasa-i (6/65) dan al-Hakim (2/176), dishahihkan oleh Ibnu Hibban
(no. 4056- al-Ihsan), juga oleh al-Hakim dan disepakati oleh
adz-Dzahabi).
Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak keturunan, yang
ini termasuk tujuan utama pernikahan, dan dianjurkannya menikahi
perempuan yang subur untuk tujuan tersebut. Lihat kitab Zaadul Ma’aad
(4/228), Aadaabuz Zifaaf (hal. 60) dan Khataru Tahdiidin Nasl (8/16-
Muallafaatusy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu).
Dan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Ibuku (Ummu
Sulaim radhiyallahu ‘anha) pernah berkata: (Wahai Rasulullah),
berdoalah kepada Allah untuk (kebaikan) pelayan kecilmu ini (Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu). Anas berkata: Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun berdoa (meminta kepada Allah) segala kebaikan
untukku, dan doa kebaikan untukku yang terakhir beliau ucapkan: “Ya
Allah, perbanyaklah harta dan keturunannya, serta berkahilah apa yang
Engkau berikan kepadanya.” Anas berkata: Demi Allah, sungguh aku
memiliki harta yang sangat banyak, dan sungguh anak dan cucuku saat ini
(berjumlah) lebih dari seratus orang. (HSR. al-Bukhari (no. 6018) dan
Muslim (no. 2481), lafazh ini yang terdapat dalam Shahih Muslim) Hadits
ini menunjukkan keutamaan memiliki banyak keturunan yang diberkahi
Allah ta’ala, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mungkin mendoakan keburukan untuk sahabatnya, dan Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu sendiri menyebutkan ini sebagai doa kebaikan. Oleh
karena itulah, imam an-Nawawi mencantumkan hadits ini dalam bab:
keutamaan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. (Lihat Syarah Shahih
Muslim, 16/39-40) Demikian pula keumuman hadits-hadits yang menunjukkan
keutamaan memiliki anak yang saleh, seperti sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Jika seorang manusia mati, maka
terputuslah (pahala) amal (kebaikan)nya kecuali dari tiga perkara:
sedekah yang terus mengalir (pahalanya dengan diwakafkan), atau ilmu
yang diambil manfaatnya (terus diamalkan), atau anak shaleh yang terus
mendoakan kebaikan baginya.” (HR Ibnu Majah (no. 3660), Ahmad (2/509)
dan lain-lain, dishahihkan oleh al-Buushiri dan dihasankan oleh Syaikh
al-Albani dalam Silsilatul Ahaaditsish Shahiihah, no. 1598)
Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh
seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia
bertanya: Bagaimana aku bisa mencapai semua ini? Maka dikatakan
padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah
yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu.” (Kitab al-Maudhuuaat
(2/281), al-’Ilal mutanaahiyah (2/636) keduanya tulisan imam Ibnul
Jauzi, dan Silsilatul Ahaaditsidh Dha’iifah” (no. 3580)
Adapun hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan membatasi keturunan,
seperti hadits “Sebaik-baik kalian setelah dua ratus tahun mendatang
adalah semua orang yang ringan punggungnya (tanggungannya); (yaitu)
yang tidak memiliki istri dan anak”, dan yang semakna dengannya, semua
hadits tersebut adalah hadits yang lemah bahkan beberapa diantaranya
batil (palsu).
Demikian pula hadits-hadits yang menunjukkan tercelanya memiliki
keturunan, semuanya hadits palsu. Imam Ibnul Qayyim berkata:
“Hadits-hadits (yang menunjukkan) tercelanya (memiliki) anak semuanya
dusta (hadits palsu) dari awal sampai akhir.” (Kitab al-Manaarul
Muniif, no. 206).
Tahu tidak, ide pembatasan kelahiran telah berlaku dulunya pada
zaman Nabi Luth hingga terkenal dua negeri bernamaa Sodom dan Gomorah
dibinasakan ALLAH dengan batu-batu meteor yang berjatuhan dari angkasa
juga dengan ledakan besar ditimbulkan oleh pembesaran radiasi Surya
seperti yang berlaku pada kaum bergajah yang hendak meruntuh Ka’bah
sebelum kelahiran Muhammad di Makkah dan juga seperti yang berlaku di
Tunguskha Siberia pada 30 Juni 1908 di mana ledakan berdiameter 60
mil.Kemudian ide tersebut disebarkan oleh pendeta Thomas R. Malthus
pada tahun 1800 Masehi atas anggapan kepadatan penduduk yang mungkin
kekurangan makan berbanding dengan kelipatan dua dinamakan peningkatan
Geometrik dan penambahan dua dinamakan peningkatan Arithmatic. Pada
tahun 1975 ternyata teori Malthus itu telah gagal karena bahan makanan
yang dia sangka hanya mungkin cukup untuk 914 juta orang terbukti telah
menghidupkan 3.600 juta manusia. Namun ide itu masih berpengaruh hingga
teori Malthus menjelang abad ke-21 Masehi semakin menghantu berdasarkan
kesyirikan tanpa iman pada kebesaran ALLAH.
Pada zaman Malthus hidup belum ada alat-alat antiseptik, karena itu
dia menyarankan birth control melalui perpanjangan masa layang untuk
menikah dan otomatis pantang berkala bagi suami-istri. Tetapi diluar
dugaan Malthus sendiri, kini telah terwujud alat-alat untuk berbagai
cara yang antara lain berupa pemandulan, kondom, spiral, pil dan
injeksi. Semua itu adalah alat-alat birth control untuk mencegah
kehamilan atau membatasi kelahiran yang dikatakan agar terwujud jumlah
penduduk ideal pada masa datang tanpa keresahan kurang makan.
Tegasnya birth control demikian sifatnya membunuh sperma suami agar
tidak bertumbuh dalam rahim istri untuk jadi bayi yang dihamilkan
kemudian memperbanyak jumlah penduduk Bumi. Tetapi dengan berbagai
dalih orang-orang musyrik menyatakan bahwa birth control demikian
bukanlah berarti membunuh anak. Mereka bersemboyan untuk kebahagiaan
generasi mendatang tetapi meniadakan benih manusia yang akan lahir.
Dalam hal ini ALLAH telah mengatakan larangan pada Ayat 6/151, 17/31
dan beberapa Ayat Suci lainnya bahwa perbuatan tersebut sangat jahat
berdasarkan kebodohan serta memutus hubungan bagi terwujudnya generasi
berkelanjutan, padahal DIA sudah melengkapi kebutuhan hidup bagi
seluruh makhluk di dunia untuk semua zaman baik secara alamiah,
begitupun dengan alat-alat teknik yang DIA kembangkan secara bertahap
dalam sejarah manusia.
Oleh : M Giffar
(zafaran/muslimahzone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar